Ditulis oleh: Ammi Ana
Momo adalah Anak Penyu yang ketinggalan rombongan melintasi Laut Almanta. Ketika mereka melintas wilayah Almanta, Momo keluar dari barisan. Ia melihat keindahan terumbu karang serta gelembung-gelembung kecil yang keluar dari karang dan mutiara-mutiara yang indah. Namun, ketika ia hendak balik lagi ke barisan, rombongannya telah menghilang. Momo pun mulai menangis.
“Hei, kenapa kamu menangis?” seru Biu si Kuda Laut.
“Aku ketinggalan rombonganku, huhuhu.”
“Kamu tahu jalannya?” kata Pei si Ikan Badut. Momo menggeleng.
“Kalau kamu tidak tahu jalannya, saran aku kamu tidak usah menyusul, nanti tersesat,” kata Pei.
“Setiap pergantian musim, rombongan penyu selalu melewati daerah ini,” jelas Biu menenangkan.
“Benarkah?” Momo mulai semangat.
“Yaaa …” kata Biu dan Pei serempak.
“Aku menyesal meninggalkan rombonganku,” kata Momo sedih.
“Sudahlah, kamu bisa bersama dengan kami sampai musim peralihan tiba.”
“Wahhh, kalian baik sekali. Kenalkan namaku Momo,” kata Momo.
“Aku Pei dan ini Biu,” jawab Pei.
Akhirnya mereka bertiga berjalan ke arah terumbu karang yang berwarna-warni. Di sana banyak ikan-ikan kecil yang bermain. Pei memperkenalkan Momo kepada teman-temannya. Momo bersyukur diterima dengan baik. Ia berjanji tidak akan keluar dari rombongan, ia tidak mau tersesat lagi. ***